MALAIKAT ,JIN,DAN ROH
1.Pengertian Malaikat
Secara etimologis kata Malaikah (dalam bahasa Indonesia disebut Malaikat) adalah bentuk jamak dari malak ,berasal dari mashdar al-alurab artinya ar-risalab (Missi atau pesan). Yang membawa misi atau pesan d disebut ar-rasull (utusan).
Penciptaan Malaikat
Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya,seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW:
‘’Malaikat itu diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari nyata api,dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada-mu semua.’’ (HR.Muslim).tentang kepada malaikat diciptakan oleh Allah SWT,tidak ada penjelasan .Tapi yang jelas ,Malaikat diciptakan dahulu dari manusia pertama (Adam AS) sebagaimana yana disebutkan olah Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30
:øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz (
“lngatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat :’’ sesungguhnya Aku handak menciptakan seorang khalifah di muka bumi ….’’ (Al-Baqarah 2: 30)
Wujud Malaikat
Sebagai makhluk ghhaib wujud Malaikat tidak dapat dilihat,didengar,diraba,dicium dan dicicipi (dirasakan) oleh manusia;atau dengan kata lain tida\k dapat dijangkau olah pancaindra,kecuali jika malaikat menampilkan dari dalam rupa tertentu seperti rupa manusia.
Sifat Malaikat
Malaikat adalah hamba –hamba Allah SWT yang mulia:Malaikat selalu memperhatikan diri kepada Allah dan patuh segala perintah-Nya ,serta tidak pernah berbuat maksiat dan durhaka kepada Allah SWT.
Manusia Lebih Mulia Daripada malaikat
Manusia jika beriman dan taat kepada Allah SWT lebih mulia dari malaikat. Ada beberapa alasan yang mendukung pernyataan tersebut:
- Allah memerintahkan untuk bersujud (hormat) kepada Adam AS.
- Malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang Al-Azma’ (nama-nama ilmu pengetahuan),sedangkan Adam mampu, karena memang diberi ilmu oleh Allah SWT.
- Kepatuhan Malaikat kepada Allah SWT karena sudah tabiatnya, sebab Malaikat tidak memiliki hawa nafsu, sedangkan kepatuhan manusia pada Allah SWT melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan syaitan.
- Manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah di permukaan bumi.
Hikmah Beriman Kepada Malaikat
- Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakan dan menugaskan para Malaikat tersebut.
- Lebih bersyukur kepada Allah SWT atas perhatian dan pelindungan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para malaikat untuk menjaga, membantu dan mendo’akan hamba-hamba-Nya.
- Berusaha berhubungan dengan para Malaikat degan jalan mensucikan jiwa, membersihkan hati dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
- Berusaha selalu berbuat kebaikan dan menjauhi segala kemaksiatan serta ingat kepada Allah SWT, sebab para Malaikat selalu mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia
2.JIN
Pengertian JIN
Jin termasuk makhluk Allah swt. Ia adalah nyata dan bukan takhayul atau sekedar dongeng semata. Ayst-alquran yang mengakui dan menetapkan adanya jin sangatlah banyak. Bahkan di dalam alquran Terdapat surat khusus yang dinamakan surat jin.
Syaikh islam ibnu taimiyah berkata “tidak ada satupun dari golongan islam yang mengingkari akan adanya jin.
JIN dan HAKEKAT PENCIPTAANNYA
Dalam ayat alquran dan hadis nabi dijelaskan bahwa jin diciptakan dari api.Sebagaimana firman Allah swt;
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api”.(ar-rahman 15 )
Kata Jin berasal dari kata janna , yaitu; menutiuoi sesuatu, atau segala sesuatu yang tidak terlihat. Adapun kata janin, artinya anak yang masih berada dalam kandungan ibunya. Kata jinan, berarti hati, yang tertutupdan tidak seorang pun melihatnya. Dan kata junun, artinya; tertutup akal nya yaitu hilangnya akal seseorang (gila).
Jadi dinamakan jin karena mereka tidak terlihat oleh indera penglihatan (mata). Sebagaimana firman Allah swt:
“Sesungguhnya ia dan pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihatnya.”(al-a’raf 27
Allah swt menciptakan jin untuk menyembah-Nya. Sebagaimana firman Allah:
“Dan Aku tidak tidak menciptakan jin dan manusia melinkan supaya mereka menyembah-Ku.(az-zariyat 56)
3.ROH
Menurut al-kindi roh adalah berbeda dari badan dan ia mempunyai wujud tersendiri.argumen yang di majukan al-kindi untuk menjelaskan perlainan roh dari badan itu adalah tentang keadaan badan yang mempunyai hawa nafsu,dan sifat pemarah itu dengan perantara roklak manusia dapat memperoleh pengetahuan yang sebenarnya,dan agar roh dapat mencapai pengetahuan yang benar itu ,ia harus dapat melepaskan diri dari sifat binaang yang ada dalam tubuhnya, dengan cara berfikir serta berknteplasi tentang wujud ,senantiasa hidup zuhud,berfikir tentang hakikat-hakikat wujud.dengan cara itu roh akan menjadi suci ,dan ketika itu ia akan dapat menangkap gambaran mengenai hakikat sesuatu.
Roh dalam hal ini tak obahnya seperti cermin yang dapat menangkap gambaran dari benda-benda yang ada di depannya ,dan karena roh adalah cahaya dari tuhan ,maka ia dapat menangkap ilmu-ilmu yang ada padanya,tapi kalau roh itu kotor,maka sebagai mana halnya cermin yang kotor,ia tidak akan dapat menangkap ilmu paengetahuan yang di pancarkan tuhan.
Selain itu roh juga bersifat kekal dan tidak hancur dengan hancurnya badan .hal ini di karenakan substansi roh berasal dari sustansi tuhan.roh selama berada dalam badat tidak mendapat kenikmatan ,kesenangan dan pengetahuan yang sebenarnya.semua itu akan dapat di capai setelah ia berpisah dengan badan.roh yang telah berpisah dengan badan itu selanjutnya akan pergi ke alam al-haqq(dunia kebenaran) atau alam al-‘aql(alam akal) yang berada di atas bintang-bintang di dalam lingkungan cahaya tuhan, dekat dengan tuhan dan dapat melihat tuhan dan ini lah yang di sebut dengan kebahagian dan kesenagan yang abadi.
Roh yang mendapatkan kesenangan seperti itu adalah roh yang sudah suci pada saat sebelum orang itu meninggal .adapun roh yang kotor keadaannya tidak demikian halnya .roh yang kotor terlebih dahulu pergi ke bulan dan setelah berhasil ia membersihkan dirinya di sana ,ia pindah ke mercury dan setingkat demi setingkat naik dan setelah ia benar-benar bersih, sampailah ke alamal-‘aqla bersama sama roh yang telah suci lainnya.
Pembahasan tentang roh secara lebih mendalam lagi di kemukakan oleh ibnu sina.Menurutnya roh dapat di bagi ke dalam tiga bagian yaitu :
1.roh tumbuh-tumbuhan (al-nabatiyah ) yang memiliki daya makan (al-ghaziyah)
,tumbuh (al-munmiyah ) dan berkembang (al-maulidah)
2.Roh binatang (al-hayawaniyah) yang memiliki daya gerak (al-muharrikah) dan menangkap (al-mudrikah).daya menangkap ini di bagi lagi menjadi daya menagkap dari luar dengan panca indra dan menangkap dari dalam dengan indra –indra dalam ,yaitu bersama (al-hiss al-musytarak ) yang menerima segala apa yang di tangkap oleh pancindra ,representasi (al-khayyal) yang menyimpan segala apa yang di terima indrabersama ,imajinasi (al-muthakayyilah) yang menyusun apa yang di simpan dalam representasi.
3.,roh manusia yang memiliki daya praktis al-‘amilah yang berhubungan dengan badan dan materi dan teoritis (al-‘alimah) atau( al-nadzriyah)yang berhubungan dengan hal-hal yang abstrak .daya ini selanjutnya memiliki beberapa tingkatan yaitu ;materil (al-aql al-hayulani ) yang baru mempunyai potensialitas untuk berfikir dan belum di latih walaupun sedikit,akal actual (al-‘aql bi al-fi’li) yang telah mulai di latih untuk berfikir hal-hal yang abstrak ,aquired intellect (al-‘aql al-mustafat ) yang telah sanggup berfikir tentang hal-hal yang abstrak dengan tak perlu lagi pada daya upaya
Pembicaraan tentang roh ini menimbulkan perdebatan juga di sekitar kebangkitan di hari akhirat.Al-Ghazali misalnya menuduh bahwa kaum filosof menjadi kafir karena berpendapat bahwa kebangkitan di akhirat itu bersifat rohani dan bukan bersifat jasmani.
Menghadapi tuduhan tersebut ,Ibn Rusyd mengatakan bahwa Al-Gazali telah mengemukakabn hal-hal yang berlawanan.di dalam Tahafut al-Falasifah,misalnya al-ghazali mengatakan bahwa di kalangan orang islam telah ada yang mengatakan bahwa pembangkitan itu akan terjadi hanya dengan bentuk rohani.keterangan ini ,menurut ibn rusyd ,bertentangan dengan pendapat al-ghazali sendiri dalam buku tersebut.di dalam buku itu al-ghazali menyebut bahwa pembangkitan bagi kaum sufi akan terjadi dalam bentuk rohani dan tidak dalam bentuk jasmani.oleh karena itu tidak terdapat ijma’ para ulama tentang soal pembangkitan tentang hari kiamat itu.dengan demikian kaum filosof yang berpendapat bahwa pembangkitan jasmani tidak ada,tidaklah dapat di kafirkan.
Tetapi sunguhpun demikian,Ibn rusyd menegaskan bahwa bagi orang awam,mengenai soal pembangkitan jasmani itu sebaiknya di gambarkan dalam bentuk jasmani ,dan tidak hanya dalam bentuk rohani,karena pembangkitan dalam bentuk jasmani itu akan lebih mendorong kaum awam untuk melakukan perbuatan yang baik dan menjauhiperbuatan yang buruk.
Bagaimana keadaan roh setelah lepas dari badan firman allah dalam surat al fajr 27-30 artinya “ wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada tuhanmu ,dengan merasa tenang kepada tuhan dan tuhan merasa senang kepadanya,sebab itu masuklah dalam hamba-hambaku dan masuklah kedalam sorga ku.
sumber:
Abi Abdillah ,Syamsuddin.1979.masalah roh.pt bina ilmu :surabaya
Nata,Abuddin.1993.ilmu kalamfilsafat dan tasawuf.PT.Grafindopersada :Jakarta
Zainuddin.1991.ilmu tauhid lengkap.Rineka Cipta :Solo
Tinggalkan komentar